21st Century Breakdown Tetap Sarat Protes
Even akbar 51st Grammy Awards 2009 membawa banyak kabar gembira, terutama buat punkers. Pada momen itu, band melodic punk fenomenal, Blink-182 mengumumkan reuninya. Berita baik juga datang dari trio punk rock Green Day. Band itu resmi akan mengeluarkan rilisan terbaru.
Kabar tersebut seolah mengakhiri kemarau panjang karya Green Day yang sudah berlangsung lama. Lima tahun bukan waktu singkat bagi fans untuk menanti masa paceklik itu berakhir. Green Day terakhir merilis album pada 2004, American Idiot. Album tersebut menggebrak industri musik dan menjadi faktor utama Green Day lupa studio.
Ya, Billie Joe Amstrong (vokal, gitar), Tre Cool (drum), dan Mike Dirnt (bas) terlalu asyik manggung. Album American Idiot membuat tawaran manggung mengalir deras. Trio itu menjalani tur panjang dan perform di berbagai acara.
Sebenarnya, sibuk tur tersebut bukan hal berlebihan. American Idiot memang sukses. Album itu terjual sebanyak 13 juta kopi. American Idiot juga mendapatkan satu gelar di Grammy Awards 2005. Yaitu, nominasi Best Rock.
Kembalinya Green Day kali ini juga punya tanggung jawab besar. Setelah lima tahun undur dari dunia musik, fans pasti berharap lebih untuk memuaskan kerinduan. Rilisan kedelapan yang bertitel 21st Century Breakdown pun digadang-gadang lebih menggebrak daripada American Idiot. Minimal, memiliki kualitas sama.
Green Day telah membocorkan materi album itu untuk membuat fans penasaran. Lima media musik ternama diundang untuk pre-launching album tersebut. Green Day memutar enam track dari total 16 lagu dalam 21st Century Breakdown. Hasilnya? Semua mengamini bahwa karya itu mengesankan.
Album tersebut dibagi menjadi tiga bagian, Heroes and Cons, Charlatans and Saints, serta Horseshoes and Handgrenades. "Terserah kalian menyebutnya apa, album konseptual? Yang jelas, ketiganya berhubungan seperti konsep Born to Run milik Bruce Springsteen. Ada sesuatu yang menghubungkan segalanya," jelas Dirnt tentang tiga bagian album tersebut.
Baik sound dan lirik, Green Day masih bertahan dengan rough style-nya. Band asal California itu setia dengan karakter yang penuh protes isu sosial. Di American Idiot, mereka lebih mengangkat tema politik. Sedangkan 21st Century Breakdown kental tema agama, perang, dan cinta untuk dikritisi. "Album itu merefleksikan apa yang terjadi tiga tahun belakangan. Kami memberinya melodi dan menegaskan statemen yang perlu," ucap Armstrong. Rencananya, album itu rilis pada 18 Mei 2009.(puz/bs/kkn)
Sumber: http://jawapos.co.id/deteksi/index.php?a...&subkat=41
Blog Archive
-
►
2012
(6)
- ► 03/25 - 04/01 (1)
- ► 02/05 - 02/12 (2)
- ► 01/22 - 01/29 (1)
- ► 01/01 - 01/08 (2)
-
►
2010
(693)
- ► 12/12 - 12/19 (81)
- ► 12/05 - 12/12 (44)
- ► 11/28 - 12/05 (107)
- ► 09/19 - 09/26 (42)
- ► 09/12 - 09/19 (57)
- ► 09/05 - 09/12 (38)
- ► 08/29 - 09/05 (51)
- ► 08/22 - 08/29 (15)
- ► 08/15 - 08/22 (20)
- ► 08/08 - 08/15 (25)
- ► 08/01 - 08/08 (36)
- ► 07/25 - 08/01 (26)
- ► 07/18 - 07/25 (61)
- ► 07/11 - 07/18 (29)
- ► 07/04 - 07/11 (21)
- ► 06/27 - 07/04 (19)
- ► 06/20 - 06/27 (2)
- ► 06/13 - 06/20 (1)
- ► 06/06 - 06/13 (3)
- ► 05/30 - 06/06 (2)
- ► 05/23 - 05/30 (1)
- ► 02/07 - 02/14 (4)
- ► 01/17 - 01/24 (3)
- ► 01/03 - 01/10 (5)
-
▼
2009
(41)
- ► 12/27 - 01/03 (5)
- ► 09/06 - 09/13 (1)
- ► 08/30 - 09/06 (7)
- ► 08/23 - 08/30 (2)
- ► 07/12 - 07/19 (3)
- ► 03/22 - 03/29 (1)
- ► 03/15 - 03/22 (2)
- ► 03/08 - 03/15 (1)
- ► 03/01 - 03/08 (8)
- ▼ 02/22 - 03/01 (7)
- ► 01/11 - 01/18 (4)
Recent Visitors
25 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar