02 Agustus 2010

Anak Sering Dipukul Berakibat IQ Rendah

0 komentar
Mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah tapi mulai sekarang hentikan kekerasan fisik yang menyakitkan. Karena setiap pukulan terhadap anak tidak hanya meninggalkan memar pada fisiknya, tetapi juga dampak pada kondisi psikologis dan tingkat intelegensinya.

Memang ada sebagian orangtua lebih memilih menggunakan tindak kekerasan untuk menyadarkan anak dan hasilnya menjadi patuh, penurut atau tidak menyulitkan. Tapi bagaimana bila kekerasan fisik itu akan membuat anak kurang pandai?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Murray Strauss dari Universitas New Hampshire, AS menunjukkan bahwa sebagian besar anak yang sering mendapat perlakuan keras dari orangtua memiliki tingkat intelegensi (IQ) yang rendah. Bahkan mereka akan mengalami kesulitan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi, demikian klikdokter menulis.

Penelitian ini dilakukan pada 1.510 anak yang dibagi menjadi dua grup. Grup pertama terdiri atas 806 anak berusia 2-4 tahun, dan grup kedua terdiri atas 704 anak berusia 5-9 tahun.

Pada masing-masing grup terdiri atas anak yang mendapat dan tidak mendapat perlakuan keras dari orangtua mereka. Kemudian setiap anak diminta untuk menjalani tes IQ pada awal penelitian dan pada akhir penelitian 4 tahun kemudian.

Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan bahwa IQ pada anak yang tidak mendapat kekerasan di grup pertama memiliki peningkatan sebanyak 5 poin lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mendapat kekerasan.

Begitupula yang terjadi di grup dua, ditemukan adanya peningkatan sebanyak 2,8 poin lebih tinggi pada anak yang tidak mendapat kekerasan dibandingkan dengan anak yang mendapat kekerasan.

Dari penelitian tersebut juga ditemukan bahwa semakin sering anak mendapat kekerasan, maka semakin lambat perkembangan kemampuan mental mereka. Bahkan jika ditinjau dalam lingkup yang lebih luas ditemukan fakta bahwa sebuah negara yang memiliki jumlah tindak kekerasan pada anak tinggi maka banyak anak ber-IQ rendah.

Anak yang sering dipukul akan mudah mengalami stres terutama saat menghadapi situasi yang sulit. Proses pendisiplinan yang terlalu keras dapat menghalangi anak untuk berpikir bebas dan berkreasi sehingga ia tidak terlatih untuk mengeluarkan kemampuannya.

Jadi, sebagian besar tindakan yang mereka lakukan adalah karena senantiasa teringat akan pukulan yang mungkin mereka terima dari orangtua mereka, bukan karena inisiatif mereka sendiri.



tribunnews.com

0 komentar:

Posting Komentar