31 Agustus 2010

KEJENIUSAN DAN KEKREATIFAN SELALU BERIRINGAN DENGAN KELAINAN BIPOLAR DAN KEGILAAN

0 komentar
(1) Kita tentu ingat dengan film Beautiful Mind, diperankan secara apik oleh Russel Crow yang sekaligus memperoleh 4 piala dalam ajang Academy Award. Film tersebut menceritakan tentang biografi JOHN NASH, seorang ilmuwan matematika jenius yang kiprahnya sudah mendunia. Beliau menerima penghargaan nobel di bidang ilmu ekonomi atas hasil kerjanya yang terkenal dengan Nash Equilibrium.

Bahkan karya beliau juga membantu banyak pihak, salah satunya militer Amerika Serikat yang mengaplikasikan karya beliau untuk taktik perang dunia. Ada fakta yang mengejutkan dunia dengan keberadaan John Nash sebagai ‘orang hebat’, yakni bahwa beliau pernah berjuang keras dengan paranoid schizophrenia, suatu penyakit kejiwaan ketika penderitanya mengalami gangguan singkat dan kuat seperti halusinasi dan delusi. Adapun definisi halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indera, sedangkan delusi adalah keyakinan tentang sesuatu yang ganjil dan aneh. Saat ini beliau berhasil menyembuhkan gangguan mental tersebut dan beliau berujar, "One aspect of this is that rationality of thought imposes a limit on a person's concept of his relation to the cosmos".

(2) Setiap melihat buah apel yang jatuh dari pohonnya, nama besar SIR ISAAC NEWTON seolah menjadi ikon tetap dalam adegan tersebut. Beliau adalah pemikir brilian yang telah banyak memberi kontribusi kepada dunia ilmu pengetahuan di bidang fisika dan mekanika. Sebagai penemu hukum gravitasi, kalkulus, dan berhasil mengembangkan hukum gerak dan membangun teleskop reflektif pertama, keberadaan Newton cukup mengejutkan dunia bahwa beliau adalah seorang schizophrenia sekaligus penderita kelainan bipolar. Sifat moody yang ekstrem, memiliki tendensi psikotik, dan susah bergaul sudah diketahui publik di masa beliau. Adapun kondisi kejiwaan Newton yang seperti itu diduga karena trauma masa kecilnya, ayah beliau meninggal dunia sebelum beliau lahir dan berpisah dengan ibunya ketika berusia 2 tahun hingga 11 tahun.

(3) Nama besar lain yang mengalami fenomena “jenius dan kreatif selalu diiringi dengan kelainan bipolar dan kegilaan” adalah VINCENT VAN GOGH, seorang jenius yang memberi kontribusi besar di dunia seni. Karya Van Gogh “Starry Night” bernilai tinggi dan mempesona. Beliau meninggal dunia di usia yang belum genap 40 tahun di puncak popularitasnya, dan penyebabnya adalah bunuh diri. Sangat benar jika Van Gogh adalah ‘orang aneh’. Sebelum bunuh diri, beliau pernah memotong salah satu telinganya sendiri, selain itu diduga bahwa beliau meminum cat air dan terpentin. Buku-buku ilmiah mengenai penyakit kejiwaan menyimpulkan bahwa Van Gogh memiliki kelainan bipolar. Bahkan dalam sebuah buku Touched With Fire karya Dr.Kay Redfield Jamison dijelaskan tentang hubungan antara karya seni Van Gogh dengan kondisi kejiwaannya sebagai berikut, “..the typical seasonal patterns of moods and psychosis align with van Gogh's productivity, which also varied by the season.”.

(4) EDGAR ALLAN POE, seorang jenius yang berkecimpung dalam dunia tulisan. Karya beliau yang terkenal adalah puisi “The Raven”, dan cerita detektif “The Murders in The Rue Morgue” (1841). Poe lihai menciptakan suatu cerita detektif dan genre horor dengan mempesona, bahkan karyanya sering disebut-sebut sebagai perintis cerita detektif modern pertama. Ternyata di balik kejeniusan dan kreativitas beliau yang tinggi, Poe adalah seorang peminum, dan sering berkeinginan untuk bunuh diri. Kematiannya di usia 40 tahun belum diketahui apakah disengaja bunuh diri atau tidak, namun otopsi saat itu menyatakan bahwa kematiannya berhubungan dengan kebiasaan minumnya. Dalam bukunya, Dr.Kay Redfield Jamison menuliskan bahwa Poe adalah seorang penderita kelainan bipolar juga, sama halnya dengan Van Gogh. Dr.Kay Redfield Jamison juga menjelaskan bahwa kreativitas Poe muncul saat Poe ada di tahap mania. Edgar Allan Poe sendiri menyadari adanya keterkaitan antara penyakit jiwanya dengan kreativitasnya, "Men have called me mad; but the question is not yet settled, whether madness is or is not the loftiest intelligence -- whether much that is glorious -- whether all that is profound -- does not spring from disease of thought -- from moods of mind exalted at the expense of the general intellect" .

(5) Komposer musik sepanjang masa, LUDWIGH VAN BEETHOVEN, setali tiga uang sebagai penderita kelainan bipolar. Keinginan bunuh diri karena depresi juga menghampiri kehidupan beliau. Karya-karya brilian beliau membawa musik instrumental ke tingkat yang lebih baru. Kisah hidup yang keras dengan hadirnya seorang ayah yang pemabuk dan abusif ditengarai sebagai penyebab ketulian Beethoven di usia 30 sampai 49 tahun. Namun keajaiban Tuhan tidak dapat ditebak, justru ketika beliau tuli, Beethoven dapat menghasilkan karya-karya hebatnya.

(6) Contoh terbaru seorang jenius kreatif yang hidup di abad 21 adalah KURT COBAIN, vokalis grup band Nirvana. Lagu ciptaannya yang berjudul Lithium disinyalir ada hubungannya dengan kebiasaan Kurt mengkonsumsi obat-obatan. Kurt mengalami depresi dan sering menyiratkan tentang keinginannya untuk bunuh diri. Keadaan jiwanya sebagai seorang penderita kelainan bipolar sangat ekstrem, jika sedang senang, merasakan senang yang sangat atau euphoria, namun di saat sedih, juga merasakan sedih yang sangat. Sejak remaja, dia seringkali mengatakan, “I hate myself and I want to die”. Dr.Kay Redfield Jamison dalam bukunya menjelaskan bahwa sebagai penderita kelainan bipolar, tahap depresinya berhubungan dengan tahap manianya. Kebiasaan minum atau disebut dengan alkoholik cenderung merupakan salah satu sifat penderita bipolar. Kemalasan Kurt yang kasat mata memiliki kenyataan lain bahwa pada masa inilah Kurt memiliki produktivitas tinggi. Selain itu, sikapnya terlalu berlebihan dalam menanggapi kondisi karakter orang sekitarnya, hal ini terlihat dari tulisan-tulisan jurnal Kurt Cobain selama dia hidup.

(7) Tidak hanya keenam tokoh tersebut di atas yang masuk dalam fenomena “jenius dan kreatif selalu diiringi dengan kelainan bipolar dan kegilaan”, masih banyak nama-nama lain, sebut saja penulis besar Ernest Hemingway, Mary Shelley, dan Virginia Woolf; komposer musik Irving Berlin; serta pelukis Paul Gagain, Jackson Pollock; dan masih banyak lagi yang lainnya.

(8) Para ilmuwan dari University of Toronto menemukan bahwa orang-orang yang kreatif memiliki kemampuan di bawah alam sadar untuk menolak rangsang yang tidak penting maupun tidak relevan, hal ini menunjukkan bahwa mereka dapat mengembangkan pikiran secara luas tentang sesuatu yang dianggap biasa saja oleh orang ‘normal’ kebanyakan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kreativitas tinggi dimiliki oleh seseorang yang menderita kelainan bipolar. Namun, apakah fenomena “jenius dan kreatif selalu diiringi dengan kelainan bipolar dan kegilaan” benar-benar eksis? Sampai saat ini belum ada yang dapat membuktikan secara kuat.
JENIUS ATAU GILA????

0 komentar:

Posting Komentar