18 Agustus 2010

Alasan BlackBerry di Blokir di Uni Emirat dan Arab Saudi

0 komentar
Setelah Uni Emirat Arab memutuskan menstop BlackBerry dengan alasan keamanan, Arab Saudi akan melakukan hal serupa. Demi menjaga moral atau kepentingan politik?.

Rencana pemblokiran itu menyangkut layanan email, kirim pesan serta browsing internet. Padahal, BlackBerry tidak hanya digemari oleh pekerja profesional di pusat industri seperti Dubai dan Abu Dhabi, tetapi juga kalangan muda yang mencari saluran komunikasi aman sebagai cara menghindari pengawasan pemerintah.

Negara lain, termasuk India dan Bahrain juga memiliki perhatian besar soal fitur pesan BlackBerry meskipun hingga saat ini belum berniat melakukan pemblokiran.

"Pihak berwenang telah menggunakan berbagai argumen misalnya ponsel ini bisa digunakan sebagai sarana teroris, ujar Christopher Davidson, profesor di University of Durham, Inggris.

"Ya ini benar, namun tindakan tersebut juga dapat digunakan dalam kampanye sosial masyarakat dan aktivis.

Keputusan Uni Emirat Arab untuk memblokir ratusan ribu pengguna BlackBerry dari mengakses pesan dan situs menggunakan BlackBerry akan dimulai Oktober.

Masih belum jelas apakah warga asing juga terkena aturan ini mengingat sekitar 100 ribu penumpang asing berada di bandara Dubai setiap hari.

Berbagai lapisan masyarakat mengecam tindakan ini yang dinilai malah akan merusak dan membuat pebisnis luar berpikir dua kali untuk berinvestasi di negara tersebut.

"Mereka akan berpikir bahwa setelah pelarangan BlackBerry, mungkin selanjutnya adalah internet, ujar Shakir Mahmood, pengguna BlackBerry yang berasal dari Irak.

Ini bukan pertama kalinya BlackBerry dan pemerintah Emirat bersitegang soal keamanan.

Tahun 2007, Research in Motion (RIM) produsen BlackBerry dikritik operator seluler Uni Emirat, Etisalat soal perbaruan software BlackBerry yang dianggap sebagai tindakan yang membahayakan keamanan negara.

Mereka mengatakan, "Ini memungkinkan pengguna bertindak tanpa akuntabilitas yang legal sehingga menimbulkan kemungkinan masalah keamanan, sosial dan hukum negara.

Di lain pihak, keputusan tersebut dikritik berbagai pihak. "Aturan ini adalah ironi. Perangkat BlackBerry nemiliki fitur keamanan tertinggi. Ini merupakan fitur sekuritas yang sama dengan berbagai perusahaan lain dan telah menjadi isu keamanan nasional bagi pemerintah, ujar Simon Simonian, analis dari bank Shuaa Capital yang berbasis di Dubai.


inilah.com

0 komentar:

Posting Komentar